catatan kecilku

Kamis, 16 Februari 2012

Ciri-ciri fisik jin sebenarnya




Persepsi dan pemikiran tentang bentuk jin selama ini bermacam-macam. Ada yang bilang berwarna hitam, tinggi besar dan sebagainya.

Allah SWT menciptkan jin tidaklah banyak perbedaan dari bentuk manusia.

Ciri-ciri fisik jin sebenarnya adalah sebagai berikut:

* Kepala lebih besar dari tubuhnya.
* Mata memanjang dan tidak bulat.
* Matanya besar dan lebar seperti mata rusa, namun memanjang.
* Warna hitamnya mata agak keputih-putihan.
* Telinganya runcing mirip telinga kuda atau kucing.
* Hidung terletak di tengah wajah, pesek atau bulat.
* Rambut kepala sangat tebal dan kasar.
* Lengan dan kuku lebih panjang daripada lengan manusia.
* Jari-jarinya panjang-panjang.
* Letak tumit berbeda dengan manusia.
* Kelamin lebih kecil dari kelamin manusia.
* Ada tanduk di kepala tapi bentuknya kecil.

Jin mengisi bagian yang sangat luas dari Bumi ini, baik daratan atau lautan maupun udara. Kita akan semakin mengerti hal ini manakala kita berbicara tentang jenis Jin. Persoalan ini betul-betul sangat sulit dibatasi, bahkan sulit dijelaskan. Khususnya jika kita pahami bahwa diantara Jin itu ada yang Mukmin sekalipun jumlahnya sedikit, disamping Jin kafir yang menganut berbagai mazhab sesat yang jumlahnya tidak bisa dihitung.

Dari segi warna kulit mereka, ada yang berkulit merah, putih, kuning, hitam, kuning, dan warna lain sejumlah yang dikenal manusia. Akan tetapi pengelompokkannya jelas tak terbatas. Hadis berikut ini barangkali bisa menjelaskannya. Nabi mengatakan, “Jin terbagi menjadi tiga kelompok, sepertiganya mempunyai sayap yang bisa membuat mereka terbang di udara. Sepertiga lainnya berbentuk ular dan anjing, serta sepertiga lainnya bisa beralih dari satu kelompok ke kelompok lainnya.” Setiap kelompok dari ketiga kelompok ini membentuk kelompok atau himpunan yang lain. Katakan saja, Jin yang terdiri dari anjing tadi. Secara keseluruhan ia merupakan himpunan dari salah satu jenis Jin, akan tetapi yang berwarna hitam legam dengan dua bulatan putih di atas dua matanya adalah Jin yang sangat jahat dan boleh dibunuh. Kalau kita melihat anjing seperti itu, jangan dibiarkan. Bunuh saja.

Anjing Hitam

Bisa jadi anjing hitam tersebut awalnya merupakan bentuk asli Setan yang diberikan Allah, bisa jadi pula ia mengambil bentuk seperti itu. Karena Allah telah memberinya bentuk seperti itu, hanya Allah yang Maha Tahu. Akan tetapi jenis Jin ini tidak bisa mengubah diri dalam bentuk yang lain. Mereka merupakan salah satu umat Setan yang terkutuk dan terbilang banyak. Karena Rasulullah memperbolehkan kita membunuhnya, maka bunuhlah ia.

Ular

Itu tentang anjing, sekarang tentang ular. Terdapat banyak ular yang sesungguhnya adalah Jin dan banyak pula merupakan ular penjelmaan Jin. Akan tetapi ada dua jenis ular dari kelompok ini yang sama sekali tidak bisa mengubah bentuk dirinya dalam bentuk lain. Karena itu, jangan kita ragu-ragu membunuhnya. Sedangkan yang selain kedua jenis itu hati-hati bila ingin membunuhnya. Kalau ia menyingkir, biarkan. Kalau tidak, maka sebutlah nama Allah dan mintalah perlindungan-Nya. Sesudah itu, bunuhlah ia.

Rasulullah telah menyampaikan kepada kita tentang keduanya. Yang pertama al-abtar dan kedua dzu al-thifyatain. Keduanya merupakan jenis ular yang sangat berbahaya. Kalau yang selain itu, usirlah dan peringatkan tiga kali. Jika ia lari biarkanlah, jika ia membandek maka ia jelas makhluk jahat. Jadi, bunuhlah. Kalaupun ia adalah betul-betul ular, maka kita kaum Muslimin diperintahkan untuk membunuh ular.

Kucing Hitam

Berikutnya tentang kucing. Kucing hitam lazimnya adalah setan.
Sedangkan warna lain kemungkinan juga merupakan penjelmaan Jin, khususnya Jin perempuan yang memang sangat senang menampakkan diri dalam bentuk kucing-kucing indah atau yang putih warnanya.

Kemampuan Menampakkan Diri Dalam Bentuk Lain

Kemampuan yang di miliki Jin untuk menampakkan diri dalam bentuk yang lain merupakan kemampuan yang tidak mutlak dimiliki semua Jin, dalam arti bahwa tidak semua Jin dapat melakukannya. Ada jenis Jin yang diciptakan Allah tanpa bisa menampakkan bentuk yang lain. Dia diciptakan dengan tugas sebagai pendamping manusia. Kalau manusia yang didampinginya itu mati, biasanya Jin tersebut masih hidup. Sebab, kebanyakan Jin memang berusia panjang. Ketika itu, maka ketika itu dia bisa menampakkan diri dalam bentuk yang lain. Ada pula Jin yang sama sekali tidak dapat menampakkan diri dalam bentuk yang lain, karena kemampuannya memang sangat terbatas. Dengan begitu, menampakkan diri dalam bentuk lain membutuhkan kemampuan besar.

Ifrit

Kecakapan seperti ini lazimnya hanya dimiliki oleh Ifrit yang juga tergolong Jin. Sedangkan Al-Marid, sosoknya kecil dan kemampuannya kecil pula. Sampai kelak dia tumbuh menjadi besar dan dapat menampakkan diri dalam bentuk lain sekalipun masih tetap terbatas. Disamping itu, ada pula jenis Jin yang disebut Setan dan mempunyai kemampuan besar untuk menampakkan diri. Ada pula jenis Jin lainnya yang tidak memiiki kemampuan seperti itu.

Memperlihatkan diri dalam bentuk lain adalah sesuatu yang sulit dilakukan oleh Jin maupun Setan. Untuk bisa seperti itu harus ada kondisi jasmaniah dan psikologis yang membantu. Karena itu, penampakkan diri dalam bentuk yang lain tersebut terjadi pada waktu tertentu sejalan dengan kecakapan Jin atau Setan untuk hal ini. Karenanya adalah sulit bagi Jin dan Setan untuk menampakkan diri dalam bentuk seorang suami bagi seorang wanita untuk waktu yang lama. Disamping itu, penampakan diri itu memiliki konsekuensi. Dia bisa tertangkap, dibunuh, dan mati. Kalau dia sampai tertangkap, lalu dibacakan kepadanya ayat kursi. Dia akan bergetar dan lunglai, bisa-bisa dia mengalami stres berat dan akhirnya mati. Dengan demikian antara Jin dan manusia tidak terdapat hubungan yang saling mempercayai.

Manusia tidak tahu sampai sejauh mana tersedianya kondisi yang mendukung penampakn Jin atau Setan dalam bentuk yang lain. Karakter Jin adalah seperti yang dikehendaki Allah SWT dan semata-mata merupakan karunia-Nya. Allah yang maha agung menjadikan Jin harus membayar tinggi tindakan menampakkan diri seperti itu. Jiwa, organ, dan anggota tubuh Jin mengalami perubaha. Untuk mengembalikanya pada bentuknya semula membutuhkan waktu yang lama dan membuat Jin sangat menderita. Hanya sekedar keinginan untuk menampakkan diri dalam bentuk lain sudah melahirkan getaran hebat pada diri Jin. Jadi, bukan penampakan itu sendiri yang menjadi masalah, ada sebagian Jin yang takut kepada manusia karena kemampuan sebagian manusia itu untuk berkomunikasi dengan alam gaib, sehingga manusia tersebut menyerahkannya kepada pemimpin kabilah mereka untuk diadili dan dipenjara.

Jin punya hukum, hakim, dan penguasa. Tetapi Jin Muslim melaksanakan hukum mereka jauh lebih ketat ketimbang manusia. Yang non muslim pun demikian pula halnya. Diantara mereka ada yang komunis, Budha, Yahudi, Dan Kristen. Masing-masing menerapkan ajaran agamanya.

Sumber

Penyebab Laki-Laki ditarik ke Neraka oleh Wanita


Di akhirat nanti ada 4 golongan lelaki yang akan ditarik masuk ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yang tidak memberikan hak kepada wanita dan tidak menjaga amanah itu. Mereka ialah:

1. Ayahnya

Apabila seseorang yang bergelar ayah tidak mempedulikan anak-anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar sholat,mengaji dan sebagainya Dia membiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat. Tidak cukup kalau dengan hanya memberi kemewahan dunia saja. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya. (p/s; Duhai lelaki yg bergelar ayah, bagaimanakah hal keadaan anak perempuanmu sekarang?. Adakah kau mengajarnya bersholat … ..menutup aurat?.. pengetahuan agama?.. Jika tidak cukup salah satunya, maka bersedialah untuk menjadi bahan bakar neraka jahannam.)

2. Suaminya

Apabila sang suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas di pejabat, memperhiaskan diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan mahram. Apabila suami mendiam diri walaupun seorang yang alim dimana sholatnya tidak pernah bertangguh, maka dia akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke dalam neraka.

(p/s; Duhai lelaki yg bergelar suami, bagaimanakah hal keadaan isteri tercintamu sekarang?. Dimanakah dia?
Bagaimana akhlaknya? Jika tidak kau menjaganya mengikut ketetapan syari’at, maka terimalah hakikat yang kau akan sehidup semati bersamanya di ‘taman’ neraka sana.)

3. Abang-abangnya

Apabila ayahnya sudah tiada, tanggung jawab menjaga maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya dan saudara lelakinya. Jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya saja dan adiknya dibiarkan melencong dari ajaran Islam, tunggulah tarikan adiknya di akhirat kelak.

(p/s; Duhai lelaki yang mempunyai adik perempuan, jangan hanya menjaga amalmu, dan jangan ingat kau terlepas…
kau juga akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak…jika membiarkan adikmu bergelumang dengan maksiat… dan tidak menutup aurat.)

4. Anak-anak lelakinya

Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yang haram di sisi Islam. bila ibu membuat kemungkaran mengumpat, memfitnah, mengata-ngatai dan sebagainya…maka anak itu akan disoal dan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak….dan nantikan tarikan ibunya ke neraka.

(p/s; Duhai anak2 lelaki…. sayangilah ibumu….
nasihatilah dia jika tersalah atau terlupa…. karena ibu juga insan biasa… sekali lepas dari melakukan dosa…
selamatkanlah dia dari menjadi ‘kayu api’ neraka….jika tidak, kau juga akan ditarik menjadi penemannya.)
…………………………………………..
Lihatlah…..betapa hebatnya tarikan wanita bukan saja di dunia malah di akhirat pun tarikannya begitu hebat. Maka kaum lelaki yang bergelar ayah/suami/abang atau anak harus memainkan peranan mereka.

Firman Allah S.W.T;

“Hai anak Adam, peliharalah diri kamu serta ahlimu dari api neraka dimana bahan bakarnya ialah manusia, jin dan batu-batu….
http://www.osserem.me

Kamis, 09 Februari 2012

MISTERI VALENTINE’S DAY (2): MITOS SANTO VALENTINUS

Valentine’s Day konon berasal dari kisah hidup seorang Santo (orang suci dalam Katolik) yang rela menyerahkan nyawanya demi cinta orang lain. Nama orang suci itu Santo Valentinus. Namun sejarah Gereja sendiri tidak menemukan kata sepakat tentang siapa sesungguhnya sosok Santo Valentinus sendiri. Bahkan banyak yang kemudian mengakui bahwa sesungguhnya, kisah mengenai Santo Valentinus sama sekali tidak memiliki dasar yang kuat dan diyakini hanya merupakan mitos atau dongeng, sebuah eufismisme dari ‘kedustaan’. Sebab itu, Gereja sebenarnya telah mengeluarkan surat larangan bagi pengikutnya untuk ikut-ikutan merayakan ritual yang tidak berdasar ini.



Saat ini ada banyak cerita tentang Santo Valentinus. Sekurangnya ada tiga nama Valentine yang diyakini meninggal pada 14 Februari (The Catholic Encyclopedia Vol. XV, sub judul St. Valentine). Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa kekuasaan Kaisar Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya tokoh “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Tiga nama Santo yang menjadi martir tersebut yakni seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Koneksi antara ketiga martir ini dengan Hari*Valentine juga tidak jelas.



VERSI PERTAMA

Versi pertama menceritakan bahwa Santo Valentinus merupakan seorang Katolik yang dengan berani mengatakan di hadapan Kaisar Cladius II yang berkuasa di Roma bahwa Yesus adalah satu-satunya tuhan dan menolak menyembah para dewa dan dewi orang Romawi. Kaisar Claudius II sangat marah dan memerintahkan agar Valentinus dimasukkan ke dalam penjara. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentinus diam-diam menulis surat dukungan dan meletakkannya di depan jeruji penjara. Ini saja versi pertama, tidak ada kisah tentang cinta dan kasih sayang.





VERSI KEDUA

Kisah kedua juga masih menceritakan tentang Kaisar Claudius II. Hanya saja kali ini soal ambisi dan keyakinan Sang Kaisar bahwa Kerajaan Romawi harus terus jaya dan sebab itu membutuhkan bala-tentara yang kuat, terampil, dan kokoh tak terkalahkan. Super tentara ini menurut Kaisar Claudius II hanya bisa dipenuhi oleh para pemuda yang masih suci, yang belum pernah menyentuh wanita. Maka Kaisar Claudius pun mengeluarkan larangan kepada semua pemuda di Roma untuk tidak menjalin hubungan dengan wanita.



Keputusan Sang Kaisar di mana setiap titahnya merupakan hukum yang sama sekali tidak boleh ditawar-tawar menggegerkan rakyatnya. Banyak yang sesungguhnya menolak hal ini, namun mereka tidak berani untuk menentangnya secara terang-terangan. Karena setiap yang melanggar titah Sang Paduka taruhannya teramat mahal: nyawanya sendiri.



Namun di luar kelaziman pada zaman itu, dua tokoh Gereja—Santo Valentinus dan Santo Marius—diam-diam menentang keputusan Kaisar Claudius dan menyebutnya sebagai hal yang menyalahi kecenderungan alamiah manusia. Namun tidak disinggung mengapa pula kedua tokoh Gereja ini tidak memprotes aturan Gereja sendiri yang mengharuskan para Pastor dan Biarawati hidup selibat. Bahkan diduga kuat, kedua orang ini juga menerapkan hidup selibat. Sayangnya, tidak ada petunjuk tentang hal ini.



Secara diam-diam, kedua tokoh Gereja ini tetap menikahkan pasangan muda yang ingin menikah dan menjadi konselor atau penasihat bagi kaum muda yang mengalami kendala dalam berhubungan dengan pasangannya.



Suatu waktu Kaisar Claudius mendengar berita tersebut dan langsung memerintahkan penangkapan atas keduanya. Santo Valentinus dan Santo Marius pun dijebloskan ke dalam penjara. Vonis mati pun dengan cepat dijatuhkan.



Dalam versi ini, di dalam penjara Santo Valentinus jatuh hari pada anak seorang sipir. Cintanya mendapat sambutan hangat. Anak gadis sang sipir atau penjaga penjara ini pun jatuh hati padanya. Sang gadis sering mengunjungi Valentinus hingga kekasihnya dihukum mati.



Cerita ini menjadi salah satu mitos yang paling dikenang hingga pada 14 Februari 496 M, Paus Gelasius meresmikan hari itu sebagai hari untuk memperingati Santo Valentinus (The World Book Encyclopedia 1998). Walau demikian, Paus Gelasius sendiri mengakui bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini. Walau demikian, Gelasius II tetap menyatakan tanggal 14 Februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. Ada yang mengatakan, Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.



Hari Valentine yang oleh Paus Gelasisu II dimasukkan dalam kalender perayaan Gereja, pada tahun 1969 dihapus dari kalender gereja dan dinyatakan sama sekali tidak memiliki asal-muasal yang jelas. Sebab itu Gereja melarang Valentine’s Day dirayakan oleh umatnya. Walau demikian, larangan ini tidak ampuh dan Valentine’s Day masih saja diperingati oleh banyak orang di dunia.



Sumber : eramuslim.com